Selasa, 22 November 2011

REVIEW KOMPOL



NAMA KELOMPOK:
1. Aris Putro P.
2. Dylla Novriana B. 
3. Melisa Indriana Putri


Dampak Komunikasi Politik

Tingkah laku para pemilih dalam pemilihan umum sudah lama menjadi perhatian para ilmuwan politik. Yang menjadi pertanyaan terpenting para ilmuwan politik-sehubungan dengan studi voting behavior adalah apa alasan seorang pemilih untuk memilih partai politik tertentu dalam suatu pemilihan umum dan apa alasan seseorang pemilih untuk mengubah pilihannya dengan memilih partai politik lain.
Two step flow theory ini menganut pandangan bahwa media massa sebelumnya memainkan peranan yang penting dalam penyebaran informasi. Tanpa penyebaran media massa yang cukup luas, two step flow theory tersebut tidak akan banyak berarti. Surat kabar memainkan peranan terpenting di antara berbagai bentuk media massa sebagai penyalur informasi.
Studi tingkah laku pemilih berkaitan erat dengan studi dampak komunikasi dan studi attitude (sikap mental). Studi dampak komunikasi mempelajari dampak komunikasi terhadap orang yang dikenai oleh arus komunikasi tersebut. Dampak yang diperkirakan terjadi adalah bertambahnya informasi. Informasi tersebut dapat mengakibatkan terciptanya alam pikiran dan tingkah laku yang diinginkan oleh masyarakat maupun tingkah laku yang bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat bersangkutan.
Sikap merupakan salah satu kajian psikologi yang dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku,  baik perorangan, kelompok, maupun suatu bangsa. Menurut Almond dan Verba dalam Mahi M.Hikmat (2010: 147), orientasi politik adalah sikap warga negara terhadap sistem politik termasuk aneka ragam segmennya, serta sikapnya terhadap peran diri pribadi di dalam sistem tersebut. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa setiap warga negara, termasuk politikus, dianggap memiliki pengaruh tertentu kepada pengambilan keputusan di dalam sistem yang bersangkutan. Setiap politikus yang menjadi anggota dewan, memiliki orientasi politik yang tidak jauh berbeda dengan rakyat biasa. Hal ini dikarenakan mereka berasal dari masyarakat setempat dan mengalami proses sosialisasi politik yang sama. Perbedaannya dengan rakyat biasa adalah mereka cenderung menerima nilai-nilai demokrasi dengan sikap positif.
Dalam proses penyampaian pesan politik akan terjadi pengaruh (effect) tertentu. Pengaruh mungkin bisa berupa perubahan situasi yang sama sebagaimana dikehendaki oleh pemrakarsa pesan, tidak terjadi perubahan apa-apa, dan mungkin dapat berupa situasi lebih buruk lagi.
Pengaruh komunikasi politik kadangkala dapat diprediksi tetapi kadangkala juga sulit diprediksikan. Misalnya unjuk rasa yang memperoleh dukungan luas dari elemen masyarakat, diamplifikasi secara besar-besaran oleh media massa dan ditopang secara kuat oleh opini masyarakat internasional dapat diprediksi lebih berhasil mendesakkan perubahan sebagaimana dikehendaki oleh unsur-unsur penggerak perubahan. Contoh kasusnya pada tahun 1998 yang ditandai oleh tumbangnya Presiden Suharto.
Beberapa komunikasi politik mempunyai efek segera, seperti keberhasilan yang dicapai oleh kalangan pro-pembatalan rencana penggunaan hak angket oleh DPR berkenaan dengan rencana kebijakan impor beras tahun 2006. Namun, komunikasi politik kadangkala membawa efek jangka panjang, seperti tuntutan perubahan sistem politik ke arah lebih terbuka dan demokratis untuk Indonesia.
Almond dan Verba (belajar-komunikasi.blogspot.com) mendefinisikan budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. Warga negara senantiasa mengidentifikasikan diri mereka dengan simbol-simbol dan lembaga kenegaraan berdasarkan orientasi yang mereka miliki. Dengan orientasi itu pula mereka menilai serta mempertanyakan tempat dan peranan mereka pada sistem politik.
Melalui komunikasi, suatu kebudayaan dapat tumbuh, berkembang dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Setiap perilaku yang diperankan seseorang atau sekelompok orang dapat memberikan makna bagi yang lainnya, karena perilaku itu dipelajari dan diketahui melalui proses interaksi. Kebudayaan menurut Krech (2008:24) terbentuk melalui suatu proses yang diawali oleh adanya usaha-usaha anggota masyarakat dalam menemukan cara-cara penyelesaian masalah sehingga ditemukan suatu cara yang terbaik serta teruji kehandalannya dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.


Kampanye

Kampanye adalah sebuah tindakan politik bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna mempengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian.
Ada tiga pendekatan persuasi politik, yaitu propaganda, periklanan, dan retorika. Ketiga pendekatan itu memiliki persamaan, yaitu semuanya bertujuan, disengaja, dan melibatkan pengaruh.
Agar berhasil, kampanye harus memiliki pesan yang kuat yang menargetkan para pemilih. Melalui polling, kategorisasi dari pemilih, dan pembangunan koalisi, pesan kampanye dapat dibuat.
Kampanye umumnya dilakukan dengan slogan, pembicaraan, barang cetakan, penyiaran barang rekaman berbentuk gambar atau suara, simbol-simbol, pada sistim politik totaliter, otoriter kampanye sering dan biasa dilakukan kedalam bentuk tindakan teror, intimidasi, propaganda atau dahwah. Kampanye dapat juga dilakukan melalui internet.
Mengorganisasi mendasar diri pada hubungan-hubungan dan kepentingan pribadi. Mengorganisasi berkaitan dengan upaya mengubah negara dan menyusun strategi-strategi bagi individu untuk bertindak bersama
Kampanye pada awalnya dijalankan untuk sebuah rekayasa Pencitraan kemudian berkembang menjadi upaya persamaan pengenalan sebuah gagasan atau isu kepada suatu kelompok tertentu yang diharapkan mendapatkan tanggapan.
Kampanye yang baik tentu saja adalah kampanye berkonsep dan tepat pada target yang dibidik. Pertama, mengidentifikasi masalah faktual yang dirasakan. Kedua, adalah pengelolaan kampanye yang dimulai dari perancangan, pelaksanaan hingga evaluasi. Ketiga, adalah tahap evaluasi pada penanggulangan masalah (reduced problem).


Umpan Balik Komunikasi Politik

Pada komunikasi, pendefinisiannya adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Beberapa Unsur Yang ada Dalam, Komunikasi adalah:
a.    Komunikator (siapa Yang mengatakan?) "Siapa"
b.    Pesan (mengatakan apa?) "Pesan"
c.    Media (melalui saluran media yang apa?) "Channel"
d.   Komunikan (Kepada siapa "Untuk Siapa"?
e.    Efek (menimbulkan Dampak apa? "Efek"
Pengertian tentang umpan adalah sesuatu yang dikembalikan lagi dan ditimbulkan pada proses komunikasi.Umpan balik digunakan untuk mngukur keefektifan komunikator komunikasi yang berhasil. Jadi, umpan balik (umpan balik) merupakan Satu-satunya elemen Yang dapat 'menjudge' apakah Komunikasi Yang Telah berlangsung berhasil atau Gagal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar