Selasa, 22 November 2011

TUGAS REVIEW KOMPOL - 21 November 2011


Kelompok :
Devirly Nanda 0811223015
Erna Ermawati 0811220080
Gusti Nur Octavia Sartika P. 0811223021
Rene Nindya 0811223129

Dampak komunikasi politik

1.      Perubahan pengetahuan :
Pengetahuan tentang ilmu politik semakin berkembang meskipun masih relative baru. Ilmu politik mulai dikenal sejak tahun 1960 oleh Gabriel Almond dalam bukunya The Politic of the Development Areas. Almond berpendapat bahwa komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik sehingga terbuka kemungkinan bagi para ilmuwan politik untuk memperbandingkan berbagai sistem politik dengan latar belakang budaya yang berbeda. Pada tahun 1960 mungkin belum dikenal komunikasi politik namun tidaklah berarti bahwa tidak ada studi-studi yang dilakukan oleh para ilmuwan sosial (ilmuwan politik, ilmuwan komunikasi, sosiolog, ataupun psikolog) atas masalah yang menjadi objek studi dari komunikasi politik nantinya. Perubahan pengetahuan menjadi sangat berpengaruh pada perubahan sikap, perilaku dan budaya politik. Adanya media massa membuat pengetahuan politik kepada masyarakat semakin mudah. Masyarakat semakin pandai untuk menentukan sikap dan perilaku. Perubahan pengetahuan tidak hanya berpengaruh pada masyarakat saja tetapi juga pada politisi. Mereka mempunyai kemempuan untuk mempersuasif dan melakukan propaganda-propaganda.
2.      Perubahan sikap
Menurut Windari dalam Mahi M.Hikmat (2010: 138) sikap adalah faktor yang menentukan perilaku karena berkaitan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental yang dipelajari dan diorganisasikan menurut pengalaman serta yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atau reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek, dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan. sikap merupakan salah satu kajian psikologi yang dapat digunakan untuk meramalkan tingkah laku,  baik perorangan, kelompok, maupun suatu bangsa.
Menurut Harry C.Triandis dalam Mahi M.Hikmat (2010: 139) sikap memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a.       Membantu orang memahami dunia di sekelilingnya dengan mengorganisasikan dan menyederhanakan masukan yang sangat kompleks dari lingkungan
b.      Melindungi harga diri orang dengan memungkinkan mereka menghindari dari kenyataan-kenyataan yang kurang menyenangkan sehubungan dengan diri mereka.
c.       Membantu orang menyesuaikan diri dalam dunia yang kompleks ini dengan membuat mereka cenderung bertingkah laku tertentu (yang diterima lingkungannya) untuk memaksimumkan ganjaran positif dari lingkungan.
d.      Memungkinkan orang mengekspresikan nilai-nilai atau pandangan-pandangan hidupnya yang mendasar.
Pemilih, organisasi politik, eksekutif, dan diri pribadi anggota dewan mempengaruhi pembentukan perilaku politisi. Perilaku anggota dewan didasarkan pada ide dan kepentingan pihak-pihak tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa perilaku anggota dewan ditandai pola-pola tertentu sesuai dengan hubungan antara mereka dan pihak-pihak yang membawa pengaruh tersebut.
Menurut Abcarian dan Masannat dalam Mahim M.Hikmat (2010: 148), pola-pola tersebut secara perinci dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      The Representative a Trustee
Pada pola ini, si wakil sebagai anggota legislatif yang dipilih bebas bertindak atau mengambil keputusan menurut pertimbangannya sendiri melihat kepentingan-kepentingan tertentu dalam proses pengambilan keputusan. Meskipun ia menghargai pihak pemilih, tidak berarti si wakil boleh mengorbankan pertimbangan pribadi.
2.        The Representative as a Delegate
Pada pola ini, si wakil bertindak sebagai utusan atau duta dari yang diwakilinya sedemikian rupa sehingga ia selalu mengikuti instruksi dan petunjuk dari yang diwakilinya dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
3.         The Representative as Politico
Pola ini merupakan gabungan dari kedua pola di atas. Tindakannya tergantung dari permaasalahan yang dihadapi. Apabila isu atau permasalahannya bersifat mendesak atau berhubungan dengan kepentingan pemilihnya, si wakil akan bertindak secra delegate. Namun, bila keadaannya tidak seperti di atas dasar kepentingan-kepentingan tertentu, yaitu trustee
4.      The Representative as a Partisan
Pada pola ini, si wakil bertindak sesuai dengan keinginan partai yang mendukung. Setelah dipilih, si wakil mulai hubungannya dengan organisasi politik yang mencalonkannya dalam pemilihan itu.
3.      Perubahan perilaku
Proses komunikasi politik akan menghasilkan effect tertentu. Komunikasi politik merupakan proses perjuangan antar kepentingan dalam suatu sistem politik dengan menggunakan tanda-tanda pesan baik verbal maupun non-verbal. Komunikasi politik kadangkala membawa efek jangka panjang (long-termeffect), seperti tuntutan perubahan sistem politik ke arah lebih terbuka dan demokratis untuk konteks Indonesia. Perubahan perilaku ini dikarenakan oleh semakin terbukanya sistem politik diindonesia sehingga masyarakat semakin pandai mengambil tindakan yang tegas dalm proses politik.

4.      Perubahan budaya politik
Komunikasi politik merupakan suatu fungsi sistem yang mendasar (basic function of the system) dengan konsekuensi yang banyak untuk pemeliharaan ataupun perubahan dalam kebudayaan politik dan struktur politik. Budaya politik sangat beragam tergantung bagaimana politisi dan masyarakat yang berada didalamnya. Budaya politik dapat berubah seiring dengan perkembangan pengetahuan yang ada. Budaya politik akan terus berkembang dari generasi ke generasi.
Berikut ini adalah beberapa pengertian budaya politik yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk lebih memahami secara teoritis sebagai berikut :
a.       Budaya politik adalah aspek politik dari nilai-nilai yang terdiri atas pengetahuan, adat istiadat, tahayul, dan mitos. Seluruhnya dikenal dan diakui oleh sebagian besar masyarakat. Budaya politik tersebut memberikan rasional untuk menolak atau menerima nilai-nilai dan norma lain.
b.      Budaya politik dapat dilihat dari aspek doktrin dan aspek generiknya. Yang pertama menekankan pada isi atau materi, seperti sosialisme, demokrasi, atau nasionalisme. Yang kedua (aspek generik) menganalisis bentuk, peranan, dan ciri-ciri budaya politik, seperti militan, utopis, terbuka, atau tertutup.
c.       Hakikat dan ciri budaya politik yang menyangkut masalah nilai-nilai adalah prinsip dasar yang melandasi suatu pandangan hidup yang berhubungan dengan masalah tujuan.
d.       Bentuk budaya politik menyangkut sikap dan norma, yaitu sikap terbuka dan tertutup, tingkat militansi seseorang terhadap orang lain dalam pergaulan masyarakat. Pola kepemimpinan (konformitas atau mendorong inisiatif kebebasan), sikap terhadap mobilitas (mempertahankan status quo atau men­dorong mobilitas), prioritas kebijakan (menekankan ekonomi atau politik).























Umpan Balik Komunikasi Politik (A-IK-5)
Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”. Gabriel Almond (1960): komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik.

Umpan Balik Komunikasi Politik
Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan yang harmonis antarsesama. Keberhasilan komunikasi ini bila ditinjau dari segi keilmuan, maka dapat ditelaah berdasarkan unrsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan umpan balik. Kelima unsur yang merupakan hasil kajian Harold Laswell ini saling berkaitan dan mempengaruhi. Di antara kelima unsur ini, umpan balik merupakan unsur yang paling penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi.
Umpan balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang dilakukannya. Jadi, umpan balik (feedback) merupakan satu-satunya elemen yang dapat ’menjudge’ apakah komunikasi yang telah berlangsung berhasil atau gagal.
Dengan mengetahui umpan balik yang dikirimkan oleh komunikan, maka sebagai komunikator, kita akan dapat langsung mengetahui apakah tujuan dari pesan kita tersampaikan atau tidak. Apakah umpan balik itu berupa respon negatif ataupun respon positif.
Keberhasilan komunikasi bisa dilihat dari tujuannya: tercapai atau tidak. Selain itu, sebelum melakukan komunikasi, kita harus mengetahui siapa sasaran kita. Dalam hal ini, komunikator memainkan peranan penting dalam komunikasi. Tujuan dari pesan itu sendiri harus disesuaikan dengan jenis pesan yang akan disampaikan. Terutama dalam komunikasi politik, hal-hal apa sajua yang ingin kita sampaikan kepada khalayak wajib dipikirkan terlebih dahulu media serta gaya bahasa apa yang akan kita sampaikan.
Pemilihan media yang tepat dalam melakukan komunikasi turut memberikan peranan dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Media primer yang paling banyak digunakan adalah bahasa. Sedangkan dalam menggunakan media sekunder (surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya). Umpan balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang dilakukannya.

KAMPANYE
Kampanye adalah sebuah tindakan politik bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna mempengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian
·         Komunikasi Politik di Indonesia
Kampanye pada dasarnya merupakan satu di antara bentuk kegiatan komunikasi politik. Melalui kampanye diharapkan lahir efek politik, yaitu perilaku memilih yang berpihak pada suatu partai politik dan dalam jumlah yang maksimal. Model dan pendekatan kampanye yang dipandang sukses pada suatu negara, belum tentu akan memperoleh hasil yang sama jika diterapkan di lingkungan masyarakat dan negara yang berbeda.
·         Kampanye Politik sebagai Persuasi
·         Persuasi dalam Politik : Propaganda Hingga Retorika
Ada tiga pendekatan persuasi politik, yaitu propaganda, periklanan, dan retorika. Ketiga pendekatan itu memiliki persamaan, yaitu semuanya bertujuan, disengaja, dan melibatkan pengaruh.
Propaganda (dari bahasa Latin modern: propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan) adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Propaganda tidak menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.
Dimensi periklanan dalam persuasi politik, menjadikan kandidat laksana produk. Produk menjadi sebuah kombinasi yang beraneka ragam dari kandidat itu sendiri, citra politisi dan platform yang menyokong, dipromosikan dan disampaikan kepada khalayak yang tepat (Bruce I. Newman, 1999). Produk yang tidak dikenal, dengan teknik pemasaran yang baik dapat dijual kepada pemilih sehingga memperoleh kesuksesan.

Retorika merupakan bentuk persuasi yang menonjolkan komunikasi dua arah, dialektika, negosiasi, dan drama. Melalui retorika yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader, dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, kepercayaan, dan pengharapan mereka. Ini yang dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas.
·         Cara Membuat Pesan Kampanye Politik
1.      Demografis Berbicara
2.      Kategorikan
3.      Membangun Koalisi
4.      Membuat Pesan Kampanye

·         Kesimpulan
Agar berhasil, kampanye harus memiliki pesan yang kuat yang menargetkan para pemilih. Melalui polling, kategorisasi dari pemilih, dan pembangunan koalisi, pesan kampanye dapat dibuat. Untuk selanjutnya pesan tersebut perlu untuk dikomunikasikan dalam rangka untuk menang pada hari pemilihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar