RESUME KOMUNIKASI POLITIK TENTANG UMPAN BALIK DAN KAMPANYE
POLITIK
Tugas Kelompok
Matakuliah Komunikasi Politik
Disusun Oleh :
Dea Ayu S 0811223088
Dea TIva P 081220006
Dhevi Shinta H 0811223090
Dwi Yunita W 0811220076
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
Malang
2011
1. UMPAN
BALIK
Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan
menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama. Keberhasilan komunikasi ini
bila ditinjau dari segi keilmuan, maka dapat ditelaah berdasarkan unrsur-unsur
yang ada di dalamnya, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan umpan
balik. Kelima unsur yang merupakan hasil kajian Harold Laswell ini saling
berkaitan dan mempengaruhi. Di antara kelima unsur ini, umpan balik merupakan
unsur yang paling penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi.
Keberhasilan komunikasi dalam kerangka tujuan
menunjukkan betapa pentingnya elemen komunikator dalam menentukan keberhasilan
komunikasi. Karena dalam melakukan komunikasi, komunikator harus lebih dulu
mengetahui keadaan komunikan. Keadaan komunikan yang sedang sedih, gembira, dan
sebagainya sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Disinilah peran
komunikator yang harus dapat menilai apakah komunikan dalam keadaan siap atau
tidak untuk berkomunikasi. Bila dianalogikan dengan seorang siswa-naik atau
tidak naik kelas-sebenarnya, bergantung pada kemauan siswa itu sendiri. Apabila
komunikator maksimal dalam mengusahakan suatu komunikasi yang baik dengan
mempertimbangkan segenap aspek komunikasi, termasuk media apa yang akan
dipakai, baik itu media primer (dengan cara tatap muka), maupun sekunder
(radio, televisi, surat, dan sebagainya), maka komunikasinya akan berhasil.
Pemilihan media yang tepat dalam melakukan
komunikasi turut memberikan peranan dalam menentukan keberhasilan komunikasi.
Media primer yang paling banyak digunakan adalah bahasa. Kesalingmengertian
dalam bahasa tidak hanya sebatas kerangka terjemahan saja, tetapi juga pada
kerangka pemaknaan. Lebih lanjut, kesalingmengertian juga didasari pada
faktor frame of reference. Sedangkan dalam menggunakan media
sekunder (surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya), keefektifan tercapai
dalam menjangkau komunikan dalam jumlah yang banyak (massa). Namun, kelemahan
aspek ini adalah hanya sebatas pada pesan yang bersifat informatif saja.
Sehingga umpan balik yang ditimbulkan tidak dapat diketahui secara langsung.
Umpan balik yang ditimbulkan dalam proses
komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil
komunikasi yang dilakukannya. Jadi, umpan balik (feedback) merupakan
satu-satunya elemen yang dapat ’menjudge’ apakah komunikasi yang telah
berlangsung berhasil atau gagal. Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya
ditentukan oleh umpan balik sebagai bentuk penilaian, dan bila dianalogikan
lagi dengan seorang siswa-dia naik kelas atau tidak-maka, umpan balik adalah
sebagai nilai raportnya.
2. KAMPANYE
POLITIK
Ada tiga pendekatan persuasi politik, yaitu
propaganda, periklanan, dan retorika. Ketiga pendekatan itu memiliki persamaan,
yaitu semuanya bertujuan, disengaja, dan melibatkan pengaruh. Sedangkan
perbedaannya meliputi : Pertama, perbedaan dalam meneruskan pesan dengan
tekanan satu ke banyak dan dua arah. Kedua, orientasi pendekatan, perorangan,
atau kelompok. Ketiga, pandangan berbeda yang memungkinkan adanya masyarakat.
Keempat, masing-masing menggunakan fokus yang berbeda dalam merumuskan masalah.
Propaganda
Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis
untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan
memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki
pelaku propaganda.
Periklanan
Periklanan
massal adalah komunikasi satu ke banyak. Namun berbeda dengan propaganda yang
ditujukan pada orang-orang sebagai anggota kelompok, periklanan mendekati
mereka terutama sebagai individu-individu tunggal, independen, terpisah dari
kelompok yang menjadi identifikasinya dalam masyarakat. Bila orang bertindak
secara independen sampai pada pilihan yang sama, maka pilihan individual itu
berkonvergensi.
Retorika
Retorika
merupakan bentuk persuasi yang menonjolkan komunikasi dua arah, dialektika,
negosiasi, dan drama. Melalui retorika yang bersifat transaksional dengan menggunakan
lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato,
persuader, dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai,
kepercayaan, dan pengharapan mereka. Ini yang dikatakan Kenneth Burke (1969)
sebagai konsubstansialitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar