Selasa, 22 November 2011


RESUME KOMUNIKASI POLITIK TENTANG UMPAN BALIK DAN KAMPANYE POLITIK
Tugas Kelompok Matakuliah Komunikasi Politik

Disusun Oleh :
Dea Ayu S                   0811223088
    Dea TIva P                  081220006
Dhevi Shinta H           0811223090
Dwi Yunita W             0811220076

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
Malang
2011



1.     UMPAN BALIK
Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan yang harmonis antar sesama. Keberhasilan komunikasi ini bila ditinjau dari segi keilmuan, maka dapat ditelaah berdasarkan unrsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan umpan balik. Kelima unsur yang merupakan hasil kajian Harold Laswell ini saling berkaitan dan mempengaruhi. Di antara kelima unsur ini, umpan balik merupakan unsur yang paling penting dalam menentukan keberhasilan komunikasi.
Keberhasilan komunikasi dalam kerangka tujuan menunjukkan betapa pentingnya elemen komunikator dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Karena dalam melakukan komunikasi, komunikator harus lebih dulu mengetahui keadaan komunikan. Keadaan komunikan yang sedang sedih, gembira, dan sebagainya sangat menentukan keberhasilan komunikasi. Disinilah peran komunikator yang harus dapat menilai apakah komunikan dalam keadaan siap atau tidak untuk berkomunikasi. Bila dianalogikan dengan seorang siswa-naik atau tidak naik kelas-sebenarnya, bergantung pada kemauan siswa itu sendiri. Apabila komunikator maksimal dalam mengusahakan suatu komunikasi yang baik dengan mempertimbangkan segenap aspek komunikasi, termasuk media apa yang akan dipakai, baik itu media primer (dengan cara tatap muka), maupun sekunder (radio, televisi, surat, dan sebagainya), maka komunikasinya akan berhasil.
Pemilihan media yang tepat dalam melakukan komunikasi turut memberikan peranan dalam menentukan keberhasilan komunikasi. Media primer yang paling banyak digunakan adalah bahasa. Kesalingmengertian dalam bahasa tidak hanya sebatas kerangka terjemahan saja, tetapi juga pada kerangka pemaknaan. Lebih lanjut, kesalingmengertian juga didasari pada faktor frame of reference. Sedangkan dalam menggunakan media sekunder (surat kabar, radio, televisi, dan sebagainya), keefektifan tercapai dalam menjangkau komunikan dalam jumlah yang banyak (massa). Namun, kelemahan aspek ini adalah hanya sebatas pada pesan yang bersifat informatif saja. Sehingga umpan balik yang ditimbulkan tidak dapat diketahui secara langsung.
Umpan balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang dilakukannya. Jadi, umpan balik (feedback) merupakan satu-satunya elemen yang dapat ’menjudge’ apakah komunikasi yang telah berlangsung berhasil atau gagal. Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya ditentukan oleh umpan balik sebagai bentuk penilaian, dan bila dianalogikan lagi dengan seorang siswa-dia naik kelas atau tidak-maka, umpan balik adalah sebagai nilai raportnya.

2.     KAMPANYE POLITIK
Ada tiga pendekatan persuasi politik, yaitu propaganda, periklanan, dan retorika. Ketiga pendekatan itu memiliki persamaan, yaitu semuanya bertujuan, disengaja, dan melibatkan pengaruh. Sedangkan perbedaannya meliputi : Pertama, perbedaan dalam meneruskan pesan dengan tekanan satu ke banyak dan dua arah. Kedua, orientasi pendekatan, perorangan, atau kelompok. Ketiga, pandangan berbeda yang memungkinkan adanya masyarakat. Keempat, masing-masing menggunakan fokus yang berbeda dalam merumuskan masalah.

Propaganda
Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku propaganda.

Periklanan
Periklanan massal adalah komunikasi satu ke banyak. Namun berbeda dengan propaganda yang ditujukan pada orang-orang sebagai anggota kelompok, periklanan mendekati mereka terutama sebagai individu-individu tunggal, independen, terpisah dari kelompok yang menjadi identifikasinya dalam masyarakat. Bila orang bertindak secara independen sampai pada pilihan yang sama, maka pilihan individual itu berkonvergensi.

Retorika
Retorika merupakan bentuk persuasi yang menonjolkan komunikasi dua arah, dialektika, negosiasi, dan drama. Melalui retorika yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader, dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, kepercayaan, dan pengharapan mereka. Ini yang dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar