NAMA KELOMPOK:
1.
Aris Putro P.
2.
Dylla Novriana B.
3.
Melisa Indriana Putri
Dampak Komunikasi Politik
Tingkah laku para pemilih dalam
pemilihan umum sudah lama menjadi perhatian para ilmuwan politik. Yang menjadi
pertanyaan terpenting para ilmuwan politik-sehubungan dengan studi voting
behavior adalah apa alasan seorang pemilih untuk memilih partai politik
tertentu dalam suatu pemilihan umum dan apa alasan seseorang pemilih untuk
mengubah pilihannya dengan memilih partai politik lain.
Two step flow theory ini menganut pandangan bahwa media
massa sebelumnya memainkan peranan yang penting dalam penyebaran informasi.
Tanpa penyebaran media massa yang cukup luas, two step flow theory tersebut
tidak akan banyak berarti. Surat kabar memainkan peranan terpenting di antara
berbagai bentuk media massa sebagai penyalur informasi.
Studi tingkah laku pemilih berkaitan
erat dengan studi dampak komunikasi dan studi attitude (sikap
mental). Studi dampak komunikasi mempelajari dampak komunikasi terhadap orang
yang dikenai oleh arus komunikasi tersebut. Dampak yang diperkirakan terjadi
adalah bertambahnya informasi. Informasi tersebut dapat mengakibatkan
terciptanya alam pikiran dan tingkah laku yang diinginkan oleh masyarakat
maupun tingkah laku yang bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat
bersangkutan.
Sikap merupakan
salah satu kajian psikologi yang dapat digunakan untuk meramalkan tingkah
laku, baik perorangan, kelompok, maupun suatu bangsa. Menurut Almond
dan Verba dalam Mahi M.Hikmat (2010: 147), orientasi politik adalah sikap warga
negara terhadap sistem politik termasuk aneka ragam segmennya, serta sikapnya
terhadap peran diri pribadi di dalam sistem tersebut. Pendapat
tersebut menunjukkan bahwa setiap warga negara, termasuk politikus, dianggap
memiliki pengaruh tertentu kepada pengambilan keputusan di dalam sistem yang
bersangkutan. Setiap politikus
yang menjadi anggota dewan, memiliki orientasi politik yang tidak jauh berbeda
dengan rakyat biasa. Hal ini dikarenakan mereka berasal dari masyarakat
setempat dan mengalami proses sosialisasi politik yang sama. Perbedaannya
dengan rakyat biasa adalah mereka cenderung menerima nilai-nilai demokrasi
dengan sikap positif.
Dalam proses
penyampaian pesan politik akan terjadi pengaruh (effect) tertentu.
Pengaruh mungkin bisa berupa perubahan situasi yang sama sebagaimana
dikehendaki oleh pemrakarsa pesan, tidak terjadi perubahan apa-apa, dan mungkin
dapat berupa situasi lebih buruk lagi.
Pengaruh
komunikasi politik kadangkala dapat diprediksi tetapi kadangkala juga sulit
diprediksikan. Misalnya unjuk rasa yang memperoleh dukungan luas dari elemen
masyarakat, diamplifikasi secara besar-besaran oleh media massa dan ditopang
secara kuat oleh opini masyarakat internasional dapat diprediksi lebih berhasil
mendesakkan perubahan sebagaimana dikehendaki oleh unsur-unsur penggerak
perubahan. Contoh kasusnya pada tahun 1998 yang ditandai oleh tumbangnya
Presiden Suharto.
Beberapa
komunikasi politik mempunyai efek segera, seperti keberhasilan yang dicapai
oleh kalangan pro-pembatalan rencana penggunaan hak angket oleh DPR berkenaan
dengan rencana kebijakan impor beras tahun 2006. Namun, komunikasi politik
kadangkala membawa efek jangka panjang, seperti tuntutan perubahan sistem
politik ke arah lebih terbuka dan demokratis untuk Indonesia.
Almond dan Verba (belajar-komunikasi.blogspot.com)
mendefinisikan budaya politik sebagai suatu sikap orientasi yang khas warga
negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap
peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu. Warga negara senantiasa
mengidentifikasikan diri mereka dengan simbol-simbol dan lembaga kenegaraan
berdasarkan orientasi yang mereka miliki. Dengan orientasi itu pula mereka
menilai serta mempertanyakan tempat dan peranan mereka pada sistem politik.
Melalui komunikasi, suatu kebudayaan
dapat tumbuh, berkembang dan diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Setiap perilaku yang diperankan seseorang atau sekelompok orang
dapat memberikan makna bagi yang lainnya, karena perilaku itu dipelajari dan
diketahui melalui proses interaksi. Kebudayaan menurut Krech (2008:24) terbentuk melalui suatu proses
yang diawali oleh adanya usaha-usaha anggota masyarakat dalam menemukan
cara-cara penyelesaian masalah sehingga ditemukan suatu cara yang terbaik serta
teruji kehandalannya dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kampanye
Kampanye adalah sebuah tindakan politik
bertujuan mendapatkan pencapaian dukungan, usaha kampanye bisa dilakukan oleh
peorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian
suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok,
kampanye biasa juga dilakukan guna mempengaruhi, penghambatan, pembelokan
pecapaian.
Ada tiga pendekatan persuasi politik,
yaitu propaganda, periklanan, dan retorika. Ketiga pendekatan itu memiliki
persamaan, yaitu semuanya bertujuan, disengaja, dan melibatkan pengaruh.
Agar berhasil, kampanye harus
memiliki pesan yang kuat yang menargetkan para pemilih. Melalui polling,
kategorisasi dari pemilih, dan pembangunan koalisi, pesan kampanye dapat
dibuat.
Kampanye umumnya dilakukan dengan
slogan, pembicaraan, barang cetakan, penyiaran barang rekaman berbentuk gambar
atau suara, simbol-simbol, pada sistim politik totaliter, otoriter kampanye sering
dan biasa dilakukan kedalam bentuk tindakan teror,
intimidasi,
propaganda
atau dahwah. Kampanye dapat
juga dilakukan melalui internet.
Mengorganisasi
mendasar diri pada hubungan-hubungan dan kepentingan pribadi. Mengorganisasi
berkaitan dengan upaya mengubah negara dan menyusun strategi-strategi bagi
individu untuk bertindak bersama
Kampanye pada awalnya dijalankan
untuk sebuah rekayasa
Pencitraan
kemudian berkembang menjadi upaya persamaan pengenalan sebuah gagasan atau isu
kepada suatu kelompok tertentu yang diharapkan mendapatkan tanggapan.
Kampanye yang baik tentu saja adalah
kampanye berkonsep dan tepat pada target yang dibidik. Pertama, mengidentifikasi masalah faktual yang dirasakan. Kedua, adalah pengelolaan kampanye
yang dimulai dari perancangan, pelaksanaan hingga evaluasi. Ketiga, adalah tahap evaluasi pada
penanggulangan masalah (reduced problem).
Umpan
Balik Komunikasi Politik
Pada komunikasi, pendefinisiannya
adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Beberapa Unsur Yang ada Dalam, Komunikasi adalah:
a. Komunikator (siapa Yang mengatakan?)
"Siapa"
b. Pesan (mengatakan apa?)
"Pesan"
c. Media (melalui saluran media yang
apa?) "Channel"
d. Komunikan (Kepada siapa "Untuk
Siapa"?
e. Efek (menimbulkan Dampak apa?
"Efek"
Pengertian tentang umpan adalah
sesuatu yang dikembalikan lagi dan ditimbulkan pada proses komunikasi.Umpan
balik digunakan untuk mngukur keefektifan komunikator komunikasi yang berhasil.
Jadi, umpan balik (umpan balik) merupakan Satu-satunya elemen Yang dapat 'menjudge'
apakah Komunikasi Yang Telah berlangsung berhasil atau Gagal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar